Oleh,
PILIPUS ROBAHA*
Saya diminta untuk
memberi padangan atau tanggapan tentang rasisme dan diskriminasi dalam sudut
pandang anak muda. Atau sederhananya: Apa yang anak muda tahu tentang rasisme
dan diskriminasi.
Permintaan itu datang
dari seorang kawan saya yang hari-harinya sibuk mengurus organisasi pemuda di
gerejanya. Pesan itu tidak formal. Tapi saya yakin bahwa permintaan itu untuk
sesuatu yang formal nanti. Sehingga ditengah-tengah persiapan kegiatan menjelang
HUT Negara Papua Barat pada 1 Desember 2017. Maka sebagai pemuda “Mati Merdeka”
sudah tentu saya sibuk. Namun ini merupakan sebuah penghormatan, menurut saya.
Karena terkadang pemuda/I yang rajin beribadah memandang kami aktivis jalan
yang malas ibadah dengan sebelah mata. Bukan mengedip sebelah mata. Maka saya
menyempatkan diri untuk menulis pandangan saya.
Sebelumnya, karena
ini untuk sesuatu yang formal. Maka sebelum saya menyampaikan pandangan saya.
sebaiknya kita ketahui dulu tetang apa itu; rasisme, diskriminasi, dan anak
muda.
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan
bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak
untuk mengatur ras yang lainnya. Seperti masa kejayaan Adolof Hitler. Pemimipin
NAZI itu merasa bahwa mereka orang Jerman yang secara biologis dilahirkan
dengan bola mata berwarna biru lebih hebat dan pintar dibandingkan dengan orang
Yahudi yang menurut Alkitab adalah bangsa pilihan Tuhan.
Sedangakan Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Seperti dahulu orang kulit
putih di Amerika memandang rendah orang kulit hitam. Sehingga akses dan
pelayanan publik antara orang kulit putih dan kulit hitam dipisahkan dengan
melihat orang kulit hitam sebagai budak.
Sementara Anak Muda tidak ditemukan dimesin
pencari milik om google. Kecuali anak
remaja atau pemuda atau pemudi. Sehingga saya berkesimpulan sendiri bahwa yang
dimaksud kawan saya itu sebenarnya adalah bagaimana pandangan Pemuda/I tentang rasisme dan
diskriminasi. Bukan anak muda
sebagai mana pesan mesengernya. Saya percaya diri 100% soal kesimpulan saya itu. Kalau salah pun tidak masalah,
menurut saya, toh disampaikan lewat
sms. Hehehe
Dan Pemuda/I berdasaran Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah orang yang masih muda; orang muda laki-laki; remaja;
teruna yang akan menjadi pemimpin bangsa. Lebih jelasnya lagi menurut para
ahli:
Mulyana (2011) Pemuda adalah individu yang memiliki karakter
dinamis, artinya memiliki karakter yang bergejolak, optimis, dan belum mampu
mengendalikan emosi yang stabil.
Taufik Abdullah
(1974) Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk
melakukan perubahan kearah yang baik.
Sementara menurut
Rancagan Undang-Undang (RUU), Pemuda artinya adalah individu yang berusia 18
sampai dengan 35 tahun. Sedangkan bagi World
Health Organization (WHO) pengeritan
pemuda adalah seseorang yang berusia 10 sampai 24 tahun (young people)
sementara untuk 10 sampai 19 tahun disebut dengan adolescenea/remaja. Aneh, WHO dan RUU berbeda. Itulah organisasi
selalu berbeda berdasarkan kepentingan.
Menurut pribadi saya yang masih muda berdasarkan RUU;
Pemuda adalah seseorang yang produktif, baik produktif secara biologis maupun
pemikiran, ide, gagasan, serta semangat (etos) kerja ekstra untuk mencapai
sebuah perubahan. Bagimana pembaca? saya
sudah bisa jadi parah ahlikan…. tes tooo.
Dari pengertian rasisme,
diskriminasi dan pemuda. Serta pengertian pribadi saya terkait pemuda, pula
pengalaman sehari-hari. Juga keterbatasan pengetahuan yang saya miliki selama
mengarungi dunia rasisme dan diskriminasi lewat bacaan. Saya berkesimpulan
bahwa pandangan pemuda secara kolektif maupun individu terkait rasisme dan
diskriminasi itu ada. Dan bagaimana pandangan pemuda soal rasisme dan
diskriminasi? Entalah, Intinya ada secara kolektif serta individu yang
dipengaruhi oleh pengaruh dari luar kepribadian dan prinsip pemuda.
Dan adanya pandangan
rasisme dan diskriminasi pada pemuda, itulah yang akan saya jawab. Sebagai ucapan
terima kasih kepada kawan saya yang telah memberi kepercayaan dan penghormatan
yang luar biasa kepada saya. Bagaimana rasisme dan diskriminasi dalam sudut
pandang anak muda? Atau sederhananya: Apa yang anak muda tahu tentang rasisme
dan diskriminasi?
Rasisme dan
diskriminasi bagi anak muda atau secara pribadi menurut saya yang masih muda
berdasarkan RUU adalah idealisme bawaan atau turunan yang negative.
Maksud idealisme
bawaan atau turunan yang negative adalah idealisme yang berpengaruh buruk, yang
tidak murni dari kesadaran pemuda melalui kesepakatan pemuda. Melainkan
dipengaruhi oleh aspek sejarah, ras, agama, golongan, dan tentunya pengalaman
hidup. Yang membentuk pandangan pemuda secara indiviud dan kolektif tentang
rasisme dan diskriminasi, yang sebenarnya telah menjadi system dalam hidup
manusia di dunia, yang telah termakan usiah ini.
Sebagai system yang
negative pembentuk peradaban dari sebagian besar bangsa dan negara di dunia
karena mengkotak-kotakan manusia dalam pelayanan public berdasarkan warna
kulit, budaya dan adat istiadat, serta agama di dunia dalam memilih, teman
bermain, sahabat karib, pasangan hidup, komunitas hidup, memberikan hak politik
pada pesta demokrasi, dll. Seperti yang pernah terjadi di Benua Amerika dari
bangsa kulit putih terhadap bangsa kulit hitam.
Bahkan realita hari
ini, dimana pengaruh rasisme dan diskriminsi masih mampu mengkotak-kotakan manusia
Kristen dalam merealisasi hukum kasih yang di perintahkan Tuhan Yesus kepada
manusia untuk saling mengasihi tanpa kelas, warna kulit, asal suku dan daerah
masih ada dan dipraktekan demi kepentingan. Itulah pandangan saya, kalau
rasisme dan diskriminasi adalah ide yang ciptakan manusia yang egois demi
kepentingan. Apa kepentingannya? Nanti dilain kesempantan saya akan berusaha
menjawabnya. Semoga menjawab pertanyaan.
*Penulis
adalah Wakil Ketua SONAMAPPA
No comments:
Post a Comment