Thursday, October 26, 2017

TANTANGAN GKI, HARI INI DAN NANTI

Oleh, PILIPUS ROBAHA*

Hari ini GKI di Tanah Papua genap usia 61 tahun. Sehingga benar seperti yang dikatakan oleh kawan saya, Gino Puadi, salah satu anggota pemuda dari Jemaat GKI Betania Dok IX Kali. Bahwa secara organisasi GKI sudah berusia dewasa. Sedangkan secara historis dalam artian pekabaran Injil, sudah 101 tahun, usia yang dapat dikatan cukup untuk tahan bantingan, menurut Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua dalam diskusi publik pada 25 Oktober 2017 di Aulah STT GKI I.S.Kijne Padang Bulan. Dengan mengusung thema “DATANGLAH KERAJAANMU” dalam rangkah HUT ke 61 GKI, yang diselenggarakan oleh Forum Gerakan Muda (FGM) GKI

Olek sebab itu, dalam hemat saya! Perenungan GKI secara organisasi dan secara individu manusia hari ini, di HUT ke 61 tahun adalah bagaimana merenungkan aspek fisik (jumlah bangunan), aspek intelektual, aspek emosi, aspek sosial, aspek moral, dan aspek spritual. Apa kah bertambah? atau stagnan? Dan atau telah menunjukan sikap dewasa? Berdasarkan aspek-aspek dibawah ini:

Tuesday, October 24, 2017

PEKERJAAN RUMAH BAGI INDONESIA dan ULMWP

Oleh, PILIPUS ROBAHA*
Masih dipertanyakan kebenarannya. Sampai dengan saya membuat tulisan ini, kebenaran akan petisi yang ditandatangani 1,8 (satu koma delapan) juta rakyat Papua untuk mendukung dan meminta referendum bagi bangsa Papua, yang dibawah oleh Benny Wenda ke Komite Dokolonisasi (C24) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih dipertanyakan. Di pertanyakan sampai di basis-basis perjuangan Papua merdeka.
Apa kah benar petisi tersebut telah diterima oleh ketua komite dekolonisasi PBB, Rafael Ramirez? Atau kah ditolak? Begitulah pertanyan rakyat Papua, terutama di basis-basis perjuangan, menanyakan kebenaran berita terkait petisi yang sempat menggemparkan Indonesia dan dunia itu. Serta meningkatkan rasa optimis orang asli Papua bahwa, Papua pasti merdeka, dan waktunya tidak lama lagi.
Tetapi berita yang bukan saja menggemparkan itu, tapi juga membuat rasa optimis orang Papua untuk merdeka, semakin meningkat, kemudian hilang tertutup kabut hitam nan pekat. Sebab berita yang dirilis koran Inggris, the Guardian itu mendapatkan bantahan langsung dari Ketua C24, Rafael Ramirez. Serta bantahan dan tudingan dari kementrian luar negeri Indonesia atau delegasi Indonesia.

Monday, October 16, 2017

ROSA, ADIK PEREMPUAN DARI SEORANG AKTIVIS DITABRAK LARI

Dok V Jayapura-Papua. Rosalinda Fonataba, siswa Kelas 2 SMK Negeri 3 Jayapura, Jurususan Electro yang sering memposting koleksi foto pribadinya yang berlatar Bendera Bintang Fajar sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan penentuan nasib sendiri rakyat Papua, ditabarak dari belakang oleh mobil Jazz putih dengan nomor DS 13 berlambang Polisi, di Dok V Jayapura,  sekitar pukul 16:00.

Di curigai bahwa kendaraan yang menabraknya, milik anggota kepolisian sebab dibagian belakang mobil Jazz putih bernomor plat 13 tersebut ada tertulis letin 23, sebuah istilah dalam Kepolisian atau pun Tentara untuk kesenioran dalam kepangkatan. Juga, karena mobil tersebut membututinya dari arah Kota. Seperti yang laporkan oleh Korban Vis messenger.

“sore kaka. Z dapat tabrak di Dok V” “Yang tabrak z, sepertinya itu polisi. Karena di belakang mobil itu ada tulisan letin 23. Terus plat mobil itu lambang polisi, nomor Ds-nya 13” .

Dari insiden tabarak lari ini, korban mengalami luka-luka lecet di bagian tangan dan kakinya. Sedangkan Body motornya hancur, pecah.

Guntur Arnaldo Fonataba, Kaka kandung dari korban tabrak lari ini ketika ditanya kebenarannya. Mengatakan bahwa benar adiknya ditabrak. Tapi soal kronologisnya dia belum tahu pasti. Tapi menurut Arnaldo yang adalah aktivis Solidaritas Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua (SONAMAPPA), ini sepertinya modus teror dari kepolisian untuk dirinya dan adik perempuannya. Juga anak-anak muda Papua yang belakang ini menggila didunia maya untuk mengekspresikan dukungannya terhadap perjuangan Papua merdeka.

“ Saya juga dapat sms kalau adik saya rosa ditabrak di dok V. Dan yang menabraknya itu, katanya Polisi. Jika benar itu polisi. Maka ini adalah modus teror untuk meneror anak-anak muda Papua yang lewat dunia maya, mereka mengetahui tetang hakikat perjuangan Papua merdeka lalu mendukung perjuangan tersebut. bahkah mengekspresikan dukungan mereka lewat foto-foto mereka dengan latar benera atau menggunakan baju bergambar bendera Bintang Fajar” katanya

Dari kasus ini. Guntur mengingatkan anak-anak muda Papua yang sering memposting dukungan mereka terhadap perjuangan Papua merdeka dan memposting koleksi foto pribadi mereka yang berbahu perjuangan Papua merdeka di Facebook untuk berhati-hati.

“Dari insiden tabrak lari ini. saya mau ingatkan kita sesama aktivis Papua merdeka. Dan juga anak-anak muda Papua untuk berhati-hati, disaat berkendaraan atau pun beraktivitas diluar waktu normal. Karena ada operasi intelejen Indonesia untuk menciptakan kondisi rasa takut”. Pesannya*


(Foto diambil dari Facebook milik Korban)

Pace Tumbuna