Thursday, October 26, 2017

TANTANGAN GKI, HARI INI DAN NANTI

Oleh, PILIPUS ROBAHA*

Hari ini GKI di Tanah Papua genap usia 61 tahun. Sehingga benar seperti yang dikatakan oleh kawan saya, Gino Puadi, salah satu anggota pemuda dari Jemaat GKI Betania Dok IX Kali. Bahwa secara organisasi GKI sudah berusia dewasa. Sedangkan secara historis dalam artian pekabaran Injil, sudah 101 tahun, usia yang dapat dikatan cukup untuk tahan bantingan, menurut Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua dalam diskusi publik pada 25 Oktober 2017 di Aulah STT GKI I.S.Kijne Padang Bulan. Dengan mengusung thema “DATANGLAH KERAJAANMU” dalam rangkah HUT ke 61 GKI, yang diselenggarakan oleh Forum Gerakan Muda (FGM) GKI

Olek sebab itu, dalam hemat saya! Perenungan GKI secara organisasi dan secara individu manusia hari ini, di HUT ke 61 tahun adalah bagaimana merenungkan aspek fisik (jumlah bangunan), aspek intelektual, aspek emosi, aspek sosial, aspek moral, dan aspek spritual. Apa kah bertambah? atau stagnan? Dan atau telah menunjukan sikap dewasa? Berdasarkan aspek-aspek dibawah ini:


1. Aspek Fisik ialah bertambahnya jumlah jemaat di dalam gereja, bukan hanya bertambahnya jumlah bangunan dan besar serta megahnya bagunan gereja. Juga meluasnya wilayah pelayanan.

2. Aspek Intelektual adalah kemampuan menggunakan akal budi secara organisasi GKI mau pun individu manusia, dalam melakukan penilaian tentang benar dan tidaknya sesuatu peristiwa yang menimpa warga jemat GKI atau warga Gereja lain yang adalah ciptaan Tuhan. sehingga apa bila ada peristiwa yang menurut akal budi melanggar hukum Tuhan. Maka GKI atau individu manusianya dapat menggunakan aspek emosinya untuk melakukan advokasi. Karena!

3. Aspek Emosi itu adalah bagaimana SDM dalam GKI atau Individu manusia GKI mampu mengendalikan tindakannya. Dengan cara menilai dengan akal budi. jika susatu peristiwa dinilai oleh akal budi sebagai sesuatu yang melanggar hukum Tuhan. Maka aspek emosi dapat digunakan untuk melakukan advokasi yang bermartabat. jika itu dilakukan maka GKI dan Individu manusianya, terutama pemudanya dapat dikatakan dewasa.

4. Aspek Sosial itu ialah kedewasan bersosial secara organisasi dan Individu manusianya tanpa batasan suku, ras, agama. Kecuali kepentingan. Apa bila kepentingannya bertolak-belakang dengan hati nurani maka relasi sosialnya diputuskan.

5. Aspek Moral itu ialah kemampuan GKI secara organisasi dan individu manusia GKI, terutama pemuda dalam melakukan pengorbanan seperti Yesus Kristus demi kebebasa (kemerdekan) dan kesehjateraan bagi orang banyak.

6. Aspek Spritual adalah kemampuan membangun hubungan yang benar dengan Tuhan. Atau kemampuan GKI secara organisasi atau pun Individu manusianya dalam menghayati dan mempraktekan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. yakni mati demi membaskan jiwa dan raga manusia dari dosa dunia dan akhirat. sehingga manusi bebas (merdeka) dan sejahtera, di dunia dan akhirat.

Aspek-aspek tersebut menjadi indikator kedewasan.  Jikat aspek-aspek tersebut tidak terpenuhi oleh GKI secara organisasi dan individu manusianya, terutama pemudanya. Maka kesimpulnya, GKI belum dewasa secara organisasi dan manusiannya. Sehingga aspek-aspek tersebut perlu direnungkan di HUT GKI ke 61, dan hasil perenungannya dipraktekan.

Sebab jika tidak, maka konsekuensi yang nantinya diterima GKI, tidak sekarang tapi nanti, adalah sunyinya rumah-rumah ibadah GKI dari kunjungan orang asli Papua ketika hari ibadah, dll. Karena dianggap tidak bertanggungjawab atas alasan historis, kenapa GKI menyatakan berdiri sendiri dalam sidang Umum Sinode GKI, di gedung Gereja GKI Harapan Abepura-Papua, pada 26 Oktober 1956.



(gambar diambil dari teman facebook saya yang bernama Alra)

No comments:

Post a Comment