Oleh, PILIPUS ROBAHA*
Hari
ini GKI di Tanah Papua genap usia 61 tahun. Sehingga benar seperti yang
dikatakan oleh kawan saya, Gino Puadi, salah satu anggota pemuda dari Jemaat
GKI Betania Dok IX Kali. Bahwa secara organisasi GKI sudah berusia dewasa.
Sedangkan secara historis dalam artian pekabaran Injil, sudah 101 tahun, usia
yang dapat dikatan cukup untuk tahan bantingan, menurut Wakil Ketua Sinode GKI di
Tanah Papua dalam diskusi publik pada 25 Oktober 2017 di Aulah STT GKI
I.S.Kijne Padang Bulan. Dengan mengusung thema “DATANGLAH KERAJAANMU” dalam
rangkah HUT ke 61 GKI, yang diselenggarakan oleh Forum Gerakan Muda (FGM) GKI
Olek
sebab itu, dalam hemat saya! Perenungan GKI secara organisasi dan secara
individu manusia hari ini, di HUT ke 61 tahun adalah bagaimana merenungkan aspek
fisik (jumlah bangunan), aspek intelektual, aspek emosi, aspek sosial, aspek
moral, dan aspek spritual. Apa kah bertambah? atau stagnan? Dan atau telah
menunjukan sikap dewasa? Berdasarkan aspek-aspek dibawah ini:
1.
Aspek Fisik ialah bertambahnya jumlah jemaat di dalam gereja, bukan hanya
bertambahnya jumlah bangunan dan besar serta megahnya bagunan gereja. Juga
meluasnya wilayah pelayanan.
2.
Aspek Intelektual adalah kemampuan menggunakan akal budi secara organisasi GKI
mau pun individu manusia, dalam melakukan penilaian tentang benar dan tidaknya
sesuatu peristiwa yang menimpa warga jemat GKI atau warga Gereja lain yang
adalah ciptaan Tuhan. sehingga apa bila ada peristiwa yang menurut akal budi
melanggar hukum Tuhan. Maka GKI atau individu manusianya dapat menggunakan
aspek emosinya untuk melakukan advokasi. Karena!
3.
Aspek Emosi itu adalah bagaimana SDM dalam GKI atau Individu manusia GKI mampu
mengendalikan tindakannya. Dengan cara menilai dengan akal budi. jika susatu
peristiwa dinilai oleh akal budi sebagai sesuatu yang melanggar hukum Tuhan. Maka
aspek emosi dapat digunakan untuk melakukan advokasi yang bermartabat. jika itu
dilakukan maka GKI dan Individu manusianya, terutama pemudanya dapat dikatakan
dewasa.
4.
Aspek Sosial itu ialah kedewasan bersosial secara organisasi dan Individu manusianya
tanpa batasan suku, ras, agama. Kecuali kepentingan. Apa bila kepentingannya
bertolak-belakang dengan hati nurani maka relasi sosialnya diputuskan.
5.
Aspek Moral itu ialah kemampuan GKI secara organisasi dan individu manusia GKI,
terutama pemuda dalam melakukan pengorbanan seperti Yesus Kristus demi kebebasa
(kemerdekan) dan kesehjateraan bagi orang banyak.
6.
Aspek Spritual adalah kemampuan membangun hubungan yang benar dengan Tuhan.
Atau kemampuan GKI secara organisasi atau pun Individu manusianya dalam
menghayati dan mempraktekan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. yakni mati demi
membaskan jiwa dan raga manusia dari dosa dunia dan akhirat. sehingga manusi
bebas (merdeka) dan sejahtera, di dunia dan akhirat.
Aspek-aspek
tersebut menjadi indikator kedewasan. Jikat
aspek-aspek tersebut tidak terpenuhi oleh GKI secara organisasi dan individu
manusianya, terutama pemudanya. Maka kesimpulnya, GKI belum dewasa secara
organisasi dan manusiannya. Sehingga aspek-aspek tersebut perlu direnungkan di
HUT GKI ke 61, dan hasil perenungannya dipraktekan.
Sebab
jika tidak, maka konsekuensi yang nantinya diterima GKI, tidak sekarang tapi
nanti, adalah sunyinya rumah-rumah ibadah GKI dari kunjungan orang asli Papua
ketika hari ibadah, dll. Karena dianggap tidak bertanggungjawab atas alasan historis,
kenapa GKI menyatakan berdiri sendiri dalam sidang Umum Sinode GKI, di gedung
Gereja GKI Harapan Abepura-Papua, pada 26 Oktober 1956.
(gambar diambil dari teman facebook saya yang bernama Alra)
No comments:
Post a Comment