Jayapura- Untuk
memperingati perjanjian New York 15 Agustus 1962. Solidaritas Nasional
Mahasiswa dan Pemuda Papua (SONAMAPP) melakukan seminar sehari di Gereje Bethel
Indonesia Polimak II. Dengan mengangkat thema “Orang Papua Melawan Lupa”. Dalam seminar itu, hadir Perdana
Menteri Negara Federal Papua Barat, EV. Edison K. Waromi, SH.
Waromi hadir sebagai salah satu
pemateri dengan membawa materi tentang keabsahan dari New York Agreement 15 Agustus 1962. Sementara dua pemateri lain
adalah Pdt. Dora Balubu, S.th yang membawa materi Pelanggaran HAM di Papua dan
Marthen Manggaprouw membawa materi Peran Pemuda Dalam Revolusi Penentuan Nasib
Sendiri.
Dalam penyampain materi. Ev.
Edison Waromi mengatakan bahwa New York
Agreement lahir karena TRIKORA yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno,
Presiden RI pertama pada 19 Desember 1961 yang menginfansi dan menduduki Papua.
Sedangkan TRIKORA sendiri adalah tindakan aneksasi wilayah Papua. Jadi
Perjanjian internasional itu, Ilegal dan membunuh hak hidup orang Papua.
“New York Agreement lahir karena Trikora. Kedua-duanya Ilegal dan
membunuh hak hidup orang Papua” kata Waromi.
Sementara itu, Pdt Dora Balubun
dalam penyampaian materinya mengatakan bahwa pelanggaran HAM di Papua telah
dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada 1960 hingga dewasa ini. Dengan memberi
contoh kasus Deyai yang baru terjadi 1 Agustus 2017. Sedangkan Marthen
Manggaprouw lebih memberi semangat dan sprit bagi pemuda Gereja GKI yang
diundang dalam kegiatan seminar.
“Pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh Negara Indonesia di Papua, sudah dimulai sejak 1960 hingga yang baru
kemarin terjadi 1 Agustus 2017. Mereka itu hari mau berbuluh domba. Jadi kalau
kita tidak berjuang untuk merdeka, nanti kita habis seperti di Australia.” Bilang
Dora Balubun.
Sedangkan Marthen mengatakan “Pemuda
gereja yang rajin ibadah itu harus sama seperti Yesus. Jangan hanya rajin sembayang
dan membaca Alkitab saja” ditambahkannya
lagi bahwa “Yesus itu tokoh revolusi dunia. Ia adalah pembebas. Jadi kalau
rajin sembayang, ya harus sama seperti Yesus, menjadi pembebas. Bukan pemeras
derma pemuda
gereja”.
Diakhir seminar, ada pernyataan
sikap yang di bacakan. Dan ini poin-poin dari pernyataan sikap SONAMAPPA.
dalam rangka peringati 55 tahun Perjanjian New
York yang illegal, kami Solidaritas Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua
[SONAMAPPA] menyatakan sikap politk kami kepada rezim perintah JOKOWI-JK,
Belanda, dan PBB untuk segera;
1. Memberikan hak penentuan nasib
sendiri sebagai solusi demokrasi bagi rakyat Papua
2. Segera menyelesaikan kasus-kasus
pelanggaran ham di tanah Papua, mulai dari 1960an hingga yang baru-baru ini
terjadi di kabupaten Deyai Propinsi Papua pada 1 Agustus 2017.
3. Menarik militer Indonesia
(TNI/POLRI) baik organik dan non organik dari seluruh tanah Papua.
4. Menghentikan segala bentuk
eksploitasi sumber daya alam di Papua dengan menutup perusahan Multy National
Coorporation (MNC) milik negara-negara imprealis asing dan kapitalis nasional
Indonesia.
5. Meminta kepada seluruh
dedominasi gereja yang ada diatas tanah Papua untuk bersuara atas pelanggaran
HAM yang terjadi bagi umat Tuhan di Papua.
6. Mendukung United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) sebagai
penyambung aspirasi rakyat Papua di luar negeri.
7. Menolak dengan tegas segala
bentuk perayaan HUT RI diatas tanah Papua.
Pace
Tumbuna.
Syallom,
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari Admin (Tabloid-WANI “www.tabloid-wani.com”).
…setelah saya mengikuti setiap postingan di “http://sablogaddres.blogspot.co.id”, saya menemukan, bahwa perlu adanya kerja sama dengan Tabloid WANI, sehingga, disini saya meminta dan berharap, agar Admin “sablogaddres.blogspot.co.id” dapat bekerja sama dengan WANI. Komunikasi kita dapat dilakukan melalui Email, Facebook dan Twitter berikut ini :
– Email: tabloid.wani@gmail.com
– Facebook: facebook.com/admin.tabloidwani
– Twitter: twitter.com/tabloid_wani
Demikian dari saya (Admin Tabloid WANI). Terima kasih atas kerja samanya, Tuhan memberkati.