Saya percayah bahwa hal ini masih
menjadi takdir-Mu Tuhan. Walau dunia sains dan teknologi terus mengalami
perubahan yang revolusioner. Bukan evolusioner lagi. Hal itu membuat segalah sesuatu yang terjadi
diluar kemampuan manusia mulai dirasionalkan. Terbentuknya Alam Semesta dan
Manusia sebagai ciptaan dari-Mu. Mulai diragukan oleh kami yang Engkau Ciptakan
menurut gambar dan rupa-Mu.
Dan melalui perkembangan sains
dan teknologi. Manusia mencoba memecahkan teka-teki dari Alam Semesta berdasarkan
kajian Kosmologi yang diketahui dalam Bahasa Indonesia sebagai Ledakan Dahsyat
atau Dentuman Besar (Big Bang).
Sementara
dengan teori Evolusi. Asal-muasal manusia coba dijelaskan oleh manusia. Itulah
buah dari dunia sains dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Guna memecahkan
teka-teki-Mu atas Bumi dan Manusia yang Engkau Ciptakan. Engkau tahu itu karena
Engkau adalah Tuhan yang Maha tahu. Tapi Engkau pura-pura tuli dan buta.
Pula Engkau tahu bahwa dengan
kemajuan sains dan teknologi. Seorang dokter kandungan dapat memastikan; bulan
apa seorang ibu akan melahirkan bayinya, berdasarkan hasil USG. Pula seorang dokter
dapat memvonis sisa waktu hidup pasiennya. contoh seorang perempuan yang ketika didiagnosa
terkena kanker stadium lanjut, akan divonis tinggal menghitung bulan . Itulah
perkembangan sains dan teknologi yang diupayakan oleh manusia. Serta pula oleh
sains dan teknologi, manusia mulai menerka-nerka kiamatnya Bumi yang kita huni.
sekali lagi. Engkau tahu itu, karena Engkau adalah Tuhan. Maha tahu. Namu sekali
lagi, Engkau pura-pura tuli dan buta.
Kepura-puraan-Mu itu, saya pahami
sebagai realisasi dari sifat-Mu yang panjang sabar. Guna memberi waktu kepada
manusia untuk sadar. Bahwa sesungguhnya kemajuan
yang diciptakan manusia tidak dapat menentukan hari, tanggal, serta waktu, kapan
lahir dan matinya manusia. Juga kiamatnya Bumi. Sebabnya tanggal lahir dan
matinya manusia serta kiamatnya Bumi adalah takdir-Mu. Itu saya Imani.
Dan hari ini. Hari dimana 30
tahun yang lalu saya ditakdirkan dengan sewenang-wenang oleh Engkau. Hadir di
Bumi sebagai manusia. Bukan binatang.
Maka sebagai manusia. Bukan
binatang. Patutlah saya, di hari ini, berterima kasih kepada-Mu Tuhan. Yang
telah mentakdirkan saya, ada Bumi yang Engkau ciptakan. Juga kepada “Adam dan
Hawa” yang Engkau percayakan sebagai orang tua biologis untuk saya.
Untuk itu, tidak ada kata
terbaik di hari ini untuk menggambarkan ungkapan syukur saya di hari ini. selain
thank’s bagi-Mu Tuhan. Juga Bapa dan Mama. Karena di hari ini saya bertambah
satu tahun. Berkat kerja sama kalian bertiga.
Tetapi bagi-Mu Tuhan yang dengan
sewenang-wenang telah menentukan tanggal lahir saya. Yang membuat hari ini saya
patut bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu. Bukan kepada para ilmuan yang
telah dapat menentukan bulan lahir manusia secara normal melalui revolusi sains
dan teknologi. Tetapi tidak dapat menentukan waktu dan tanggal lahir manusia,
menuntut-Mu.
Saya menuntut-Mu di hari ini. Karena
hari ini, hari dimana Engkau dengan sewenang-wenangnya mentakdirkan saya hadir
di Bumi sebagai seorang Papua untuk mendiami wilayah yang dijuluki Sorga kecil.
Tetapi sampai sekarang ini, saya tidak merasakan nikmatnya Sorga itu. Juga orang tua-orang dari saudara saya yang ditembak mati oleh aparat keamanan pada (8/Desember 2014) di Kabupaten Pania-Propinsi Papua.
Dan tuntutan saya hari ini, tidak
sebanyak 10 hukum-Mu yang Engkau perintahkan agar saya patuhi dan laksanakan
sebagai ciptaan-Mu yang Engkau takdirkan 30 tahun yang lalu untuk hadir sebagai
manusia. Bukan binatang diatas Tanah ini.
Tuntutan saya kepada-Mu hanya satu
kata: KEADILAN-Mu. Bukan Kasih-Mu yang panjag sabar itu. Sekali lagi hanyalah KEADILAN-Mu yang saya
tuntut kepada-Mu Ya Tuhanku. Tunjukanlah KEADIALAN-Mu atas KETIDAK ADILAN yang
diperbuat oleh Negara Indonesia diatas Tanah ini, selama ini. Terutama kasus
Paniani Berdarah (8/Desember/2014) yang belum diselesaikan. Berhentilah
berpura-pura seperti orang tuli dan buta atas penderitaan kami, Bangsa Papua. Juga
berilah KEADILAN bagi anak saya.
Hanya KEADILAN. Itulah tuntutan saya di hari ini
(8/Desemer/2017). Berhentilah untuk tuli dan buta atas ratapan kami. Atau Engkau akan anggap tidak adil. Kalau kami punah. Titik.
No comments:
Post a Comment